Kata siapa sains itu rumit?

Senin, 20 Maret 2017

PERSIAPAN UN IPA FISIKA SMP

Maret 20, 2017 Posted by JUMIROH No comments
RANGKUMAN MATERI SAINS FISIKA SMP

1.       Menentukan besaran pokok,Besaran turunan dan satuannya atau penggunaan alat ukur yang sering digunakan dalam kehidupan sehari –hari

A. Besaran Pokok, Besaran Turunan, Satuan dan Alatnya

Besaran Pokok
- Panjang (meter)                                 : Mistar
- Massa (kilogram)                              : Neraca
- Waktu (sekon)                                   : Stopwatch
- Suhu (Kelvin)                                     : Thermometer
- Arus listrik (Ampere)                         : Ampere Meter
- Jumlah Zat (Mol)                              : Pengkuran tidak langsung
- Intensitas Cahaya (Kandela)         : Light Meter

Besaran Turunan
- Luas (meter persegi = m2)
- Volume (meter kubik = m3)
- Kecepatan (meter per sekon = m/s)
- Gaya (Newton)
- Massa Jenis (Kilogram per meter kubik = kg/m3
- Daya (watt)
- Usaha (Joule)

B. Alat Ukur
1.  Jangka sorong


Hasil Pembacaan = 2,4 + 0,07 = 2,47 cm

 2.  Mikrometer Sekrup

Hasil Pembacaan = 6,5 + 0,09 = 6,59 mm

1.    Menentukan sifat-sifat zat beserta wujudnya atau penerapan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari

- Zat padat            : bentuk tetap, volume tetap
- Zat cair                : bentuk berubah, volume tetap
- Zat Gas (uap)     : bentuk berubah, volume tetap

- Mencair (melebur)            = Perubahan zat padat ke cair
- Membeku                           = Perubahan zat cair ke padat
- Menguap                            = Perubahan zat cair menjadi gas
- Mengembun                       = Perubahan zat gas menjadi cair
- Menyublim                         = Perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya

3. Menjelaskan pengaruh suhu pada pemuaian yang terjadi dalam kehidupan sehari -hari

a. Pemasangan Kaca Jendela
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab koefisien muai kaca lebih besar
daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut dipasang. Hal ini penting sekali untuk menghindari
terjadinya pembengkokan pada bingkai.

b. Pemasangan Sambungan Rel Kereta Api
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga akan bertambah panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan terjadi desakan antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.

c. Pemasangan Bingkai Besi pada Roda Pedati
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada tempatnya sehingga tidak
dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut, terlebih
dahulu besi harus dipanaskan hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada
tempatnya sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu mendingin,
ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya.

d. Pemasangan Jaringan Listrik dan Telepon
Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke tiang lainnya sehingga saat udara
dingin panjang kabel akan sedikit berkurang dan mengencang. Jika kabel tidak dipasang kendur, maka
saat terjadi penyusutan kabel akan terputus.

e. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai panjang berbeda yang
dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap perubahan suhu. Pada suhu normal panjang
keping bimetal akan sama dan kedua keping pada posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan
mengalami pemuaian dengan pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan
membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang kecil.

f. Gelas Pecah
Gelas pecah ketika disiram air panas, karena pemuaian yang terjadi tidak merata (dinding gelas bagian dalam
sudah memuai sedanglan dinding gelas bagian luar belum memuai)


4.       Menentukan besaran kalor dalam proses perubahan suhu atau penerapan perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari –hari
QAB = m.CEs.Dt
QBC = m. L
QCD = m. CAir. Dt
QTotal = QAB + QBC + QCD

Keterangan :
m = massa (kg)
C = Kalor Jenis (kkal/kg0C)
L = Kalor Lebur (kkal/kg)
Dt = Perubahan Suhu (Selisih suhu Awal dan Akhir)

5. Gerak

GLBB merupakan gerak lurus berubah beraturan. Berubah beraturan maksudnya kecepatan gerak benda bertambah secara teratur atau berkurang secara teratur.

Perubahan kecepatan tersebut dinamakan percepatan .

Contoh GLBB yang selalu kita jumpai dalam kehidupan hanya gerak jatuh bebas. Pada gerak jatuh bebas, yang bekerja hanya percepatan g ravitasi dan besar percepatan gravitasi bernilai tetap. Benda yang jatuh bebas juga bergerak pada lintasan lurus (vertikal).
Contohnya buah kelapa yang jatuh dari pohonnya.
Ingat bahwa benda melakukan gerak jatuh bebas jika kece patan awalnya nol. Benda yang dilempar atau dijatuhkan dari ketinggian tertentu tidak termasuk GJB karena memiliki kecepatan awal.
Benda yang dilempar atau dijatuhkan termasuk gerak vertikal.
gerak jatuh bebas dan gerak vertikal ke bawah sama, hanya bedanya pada GJB tidak terdapat kecepatan awal.

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak benda dengan lintasan garis lurus dan memiliki kecepatan
setiap saat tetap.

Hukum I Newton
Pada dasarnya benda bersifat lembam artinya benda akan mempertahankan keadaannya, yaitu :
· Bila benda dalam keadaan diam maka benda akan tetap diam.
· Bila benda bergerak maka akan bergerak lurus beraturan.

Contoh :
· Penumpang terjungkal saat mobil yang bergerak cepat direm mendadak.
· Koin di atas kertas di atas meja akan tetap di atas di atas meja jika kertas ditarik secara cepat.
· Ayunan bandul sederhana.
· Pemakaian roda gila pada mesin mobil.

Hukum Newton II
adalah benda yang mengalami gaya akan mendapat percepatan yang besarnya ;
· Berbanding lurus (sebanding) dengan besar resultan gaya-gaya yang mempengaruhinya.
· Berbanding terbalik dengan massa benda itu
Mobil yang melaju dijalan raya akan mendapatkan percepatan yang sebanding dengan gaya dan berbading
terbalik dengan massa mobil tersebut

Hukum Newton III
disebut dengan hukum aksi -reaksi, yaitu : “Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain maka benda yang di kenai gaya akan mengerjakan gaya yang besarnya sama dengan gaya yang di terima dari benda pertama tetapi arahnya berlawanan”.
Contoh :
· Adanya gaya gravitasi
· mendayung sampan
·   berenang

6.    Menentukan besaran fisika pada usaha dan energy

a. Usaha (W)
                W = F. S
W = Usaha (Joule)
F = Gaya (Newton)
S = Jarak (Meter)

b. Energi Potensial (Ep)
Ep = m. g. h
Ep = Energi Potensial (Joule)
m  = Massa (kg)
g   = Percepatan Gravitasi Bumi (m/s2)
h   = Ketinggian Benda (m)

c. Energi Kinetik (Ek)
Ek = ½ m. V2
Ek = Energi Kinetik (Joule)
m = Massa (kg)
V = Kecepatan (m/s2)

7.    Menentukan penerapan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari

a.       Pengungkit

· Jenis I : Yaitu titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa
 Contoh : gunting, linggis, alat bermain jungkat-jungkit, cotton bud

· Jenis II : Yaitu titik bebannya berada diantara titik tumpu dan titik kuasa.
 Contoh : gerobakdorong, pembuka botol, alat pemecah kemiri, dsb.

· Jenis III : Yaitu titik kuasa berada diantara titik beban dan titik tumpu.
 Contoh : sekop, sendok, serokan sampah.

b. Bidang Miring
Contoh : Tangga, sekrup, jalan berkelok pada
bukit, papan untuk menaiki drum.

c. Katrol

· Katrol Tetap : katrol yang dipasang tetap pada suatu titik, untuk mengubah arah gaya.
Contoh :
katrol untuk mengambil air di sumur, kerekan burung, katrol untuk mengangkat barang pada bangunan, kerekan pada tiang bendera.

· Katrol Bebas : katrol yang bisa bergerak.
Contoh : alat pengangkut peti kemas di dermaga, alat pengangkut bahan bangunan pada gedung bertingkat

· Katrol majemuk : susunan katrol yang terdiri lebih dari satu katrol. Contoh : pada mobil Derek dan  peralatan pemanjat tebing.

0 komentar:

Posting Komentar